Analisa Profil Peternak
Dan Kondisi Wilayah Dalam Usaha Ternak Kelinci Di
Kecamatan Karang ploso - Malang
Oleh :
RUDI
AGUSTIAN 125050100111139
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahanNya proposal ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam proposal penelitian ini kami membahas tentang “Analisa Profil Peternak
Dan Kondisi Wilayah Dalam Usaha Ternak Kelinci Di Kecamatan Karangploso -
Malang”. Proposal ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Metodelogi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih
pada Dosen pengajar mata kuliah Metodelogi Penelitian dan Penulisan Karya
Ilmiah
yang sudah membantu Hingga dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.
Demikian proposal penelitian ini kami
buat,semoga memberikan Manfaat.
Malang, 15 juni
2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1.Latar
Belakang............................................................................................... 1
1.2.Rumusan
Masalah.......................................................................................... 2
1.3.Tujuan............................................................................................................ 2
1.4.Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3
2.1 Gambaran Kondisi Wilayah Dan Profil
Peternak Kelinci Di KarangPloso......... 3
2.2 Analisis Usaha Ternak Kelinci......................................................................... 3
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Peternak Kelinci................... 4
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 5
3.1.Metode
Pengumpulan Data............................................................................. 6
3.2.Sumber
Data.................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pertambahan
Penduduk jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.Pertambahan
penduduk erat kaitannya dengan jumlah pangan yang tersedia, kondisi wilayah
Indonesia yang sebagian besar berupa lautan belum dimanfaatkan secara maksimal.
Kebutuhan akan sumber protein hewani semakin tinggi dan berbanding lurus dengan
peningkatan jumlah penduduk. oleh karena itu, Sektor peternakan harus mendapat
perhatian khusus dari pemerintah, karena sebagian besar kebutuhan protein
hewani di penuhi oleh impor dari Negara lain. Salah satu sumber protein hewani
yang dapat dikembangkan adalah ternak kelinci. Potensi ternak kelinci di masa
depan sangat menjanjikan, karena hanya membutuhkan lahan yang sedikit dan jarak
beranak yang singkat.
Daging kelinci
mempunyai struktur yang lebih halus jika dinandingkan dengan daging sapi ,
domba dan kambing. Kandungan protein daging kelinci sekitar 20,7%, sedangkan daging sapi sekitar 19.3%
dan domba 18,7%. Kelinci juga mempunyai kadar lemak yang rendah yaitu sekitar
6,2%, sedangkan pada sapi sekitar 18,35 dan domba sekitar 17,5%
(wibowo,dkk.2009). hal ini membuktikan bahwa daging kelinci sangat berpotensi
untuk dijadikan sebagai sumber protein hewani yang patut dikembangkan untuk memenuhi
kenutuhan pasar. Menurut Juwono
(2007)kelinci bukan hanya sebagai penghasil daging, melainkan juga sebagai
penghasil bulu, fur (kulit dan bulu) atau sebagai ternak hias dengan tujuan
keindahan.
Karangpoloso merupakan salah kecamatan di kota
Malang yang berpotensi untuk ternak kelinci. Kondisi wilayah yang mendukung
dengan tersedianya hijauan segar dan dekat dengan pasar. Kebanyakan Peternak
kelinci karangploso hanya untuk tujuan kelinci hias, sehingga potensi usaha
ternak kelinci potong masih terbilang belum maksimal.Peternak kelinci di
karangploso dalam bentuk paguyuban.
Kajian yang mendalam mengenai usaha ternak kelinci, terutama
mengenaipotensi ekonomi usaha ternak kelinci bagi masyarakat (peternak) perlu
dilakukan.Potensi ekonomi usaha ternak kelinci dapat tercermin dari tingkat
pendapatanyang diperoleh, tingkat profitabilitas yang dicapai, kontribusi
pendapatan usahaternak kelinci terhadap penerimaan keluarga, kemampuan usaha
ternak kelincidalam menyerap tenaga kerja, dan faktor yang mempengaruhi pendapatan
usahaternak kelinci serta tingkat kelayakan usaha. Hasil kajian diharapkan
mampu mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai aspek teknis maupun
ekonomisdalam usaha ternak kelinci.Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan
sebagaibahan evaluasi dan pertimbangan bagi masyarakat maupun penentu
kebijakandalam mendukung pengembangan usaha ternak kelinci.
1.2.Rumusan
Masalah
Bagaimana hubunganyang terjadi antar peternak
kelinci di kecamatan karangploso dalam pemenuhan kebutuhan pasar akan daging
kelinci di kota malang.Selama ini
masyarakat peternak kelinci masih belum maksimal dalam pengolahan usaha ternak
kelinci yang ada di karangploso.Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
masyarakat dan informasi tentang ternak kelinci sehingga potensi usaha ternak
kelinci belum maksimal.
1.3.Tujuan
Penelitian ini
bertujuan untuk :
1.
Mengetahui analisa potensi usaha ternak
kelinci di kecamatan karangploso malang.
2.
Memberdayakan para peternak Kelinci untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
3. Mengetahui faktor-faktor penghambat
maupun pendukung peternak Kelinci dalam
meningkatkan
perekonomian.
4.
Mengetahui nalisis usaha ternak kelinci
sebagai sumber protein hewani di masa yang akan dating.
1.4.Manfaat
Manfaat dari penelitian ini antara
lain untuk :
1.
Untuk menyediakan sumber protein baru
untuk memenuhi kebutuhan pasar.
2.
Untuk meningkatkan potensi usaha ternak
kelinci dan pendapatan peternak di karangploso Malang.
3.
Untuk referensi peternak kelinci dalam
meningkatkan usahanya di masa yang akan dating.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Gambaran Kondisi Wilayah Dan Profil Peternak Kelinci Di Karang Ploso
Kecamatan
Karangploso merupakan salah satu kecamatan di Kota Malang yang Lokasinya
terletak di sebelah barat laut Kota Malang. Karangploso merupakan sebuah
kecamatan yang menjadi jalan pintas dari Surabaya menuju kota Batu. Sebagian
besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani sayuran dan peternak.Kondisi
wilayah karangploso sangat memungkinkan untuk peternakan kelinci karena daya
dukung alam yang sesuai.Kecamatan karangploso merupakan tempat yang cocok untuk
pemeliharaan kelinci.Suhu udara yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu
dingin menyebabkan kelinci mudah beradaptasi dengan lingkungan. Dilihat dari
potensi pasar, lokasi dekat kota wisata batu yang menjadi tempat restoran yang
menyediakan olahan dari daging kelinci. Karangploso menjadi salah satu
kecamatan di malang yang menjadi perhatian pemerintah untuk pengembangan ternak
kelinci. Peternak kelinci di karangploso sebagian besar dalam bentuk paguyuban.
Hasil ternak kelinci dipasarkan di pasar hewan splinded malang, restoran,
bahkan keluar kota. Peternakan kelinci di kecamatan ini masih belum maksimal,
dikarenakan banyak masyarakat yang hanya menjadikan kelinci sebagai hewan
hias.Hal ini sangat menghambat potensi usaha ternak kelinci di karangploso.
2.2
Analisis Usaha ternak kelinci
Usaha
ternak kelinci selama ini hanya dilakukan oleh usaha ternak keluarga dalam
skala kecil.Kegiatan budidaya dan manajemennya masih sederhana.Sebagai
alternatif, usaha peternakan kelinci sebenarnya dapat dikembangkan dalam bentuk
perusahaan peternakan baik kelinci hias maupun kelinci potong.Sasaran produksi
kelinci dapat ditingkatkan sesuai target, mutu dan permintaan pasar untuk
menjadi konsumsi protein hewani alternatif. Menurut Widagdho,(2008) Peluang pasar luar negeri untuk
ternak kelinci maupun hasil olahannya cukup besar, kelinci dapat diperdagangkan
langsung sebagai hewan peliharaan atau hewan hias sedangkan daging kelinci
dapat dikonsumsi atau diolah terlebih dahulu sebagai abon, sosis, bakso, dan
dendeng. Kulit dan bulu dapat dijadikan bahan pakaian atau kerajinan lain
seperti topi, dompet dan sebagainya.
Potensi
utama ternak kelinci dalam mewujudkan suatu agribisnis adalah kemampuannya
untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, baik melalui pola usaha skala
rumah tangga maupun skala industri. Selain itu, kelinci juga menghasikan
berbagai ragam produk bermutu yang dibutuhkan pasar.Namun, tak dapat disangkal
bahwa agribisnis ternak kelinci di berbagai negara, termasuk Indonesia, kurang
populer dan kurang berkembang dibandingkan dengan ternak konvensional lainnya.
Pengembangan agribisnis ternak kelinci di Indonesia, dalam hubungannya dengan
masalah yang dihadapi, tidaklah terbatas pada teknologi semata, tetapi juga
pada pemasaran dan kebijakan (Budirahardjo, dkk,2009).
2.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Peternak Kelinci
Setiap kegiatan usaha bertujuan agar
memperoleh pendapatan yang maksimal dengan efisiensi ekonomi yang tinggi
sehingga kelangsungan hidup usaha tetap terjaga. Pendapatan dan efisiensi
ekonomi merupakan faktor yang sangat penting karena keberhasilan suatu usaha
peternakan dapat dilihat dari besarnya pendapatan dan efisiensi ekonominya
(Sartika,1998).Berbagai keuntungan ekonomi ternak kelinci pada usaha skala
kecil dan menengah antara lain (i) kebutuhan modal tetap dan modal kerja yang
relatif kecil, (ii) pakan tidak tergantung pada bahan baku impor dan mampu
mengkonsumsi hijauan dan produk limbah secara efisien dan tidak bersaing dengan
pangan, (iii) mudah beradaptasi terhadap lingkungan dan mudah dibudidayakan,
(iv) tidak membutuhkan lahan luas, (v) dapat memanfaatkan limbah pertanian dan
limbah industri pangan, (vi) menghasilkan daging secara efisien, (vii) menghasilkan
beragam produk seperti daging, kulit, kulit-bulu, pupuk organik, kelinci hias,
(viii) kualitas daging, protein tinggi dan rendah kolesterol (Witha, 2013).
Faktor
terpenting dalam usaha peternakan yang sangat berpengaruh yaitu pakan, pakan
merupakan komponen biaya produksi terbesar (60-70%). Upaya yang dilakukan untuk
menurunkan biaya produksi adalah melalui penurunan harga pakan, yang dapat
dilakukan antara lain dengan memanfaatkan bahan pakan yang memiliki potensi
bagi kelinci dalam arti ketersediaan tinggi, komponen gizi memadai dan harga
yang murah. Pemberian ransum komplit sangat diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas ternak kelinci. Ransum komplit bagi ternak kelinci dapat berupa
campuran antara hijauan dengan konsentrat yang berbetuk pellet dan silase(Rizqiani, 2011). Pemberian pakan yang baik dan
sesuai kebutuhan nutrisi kelinci sangat mutlak diperlukan.Selama ini peternak
hanya memberikan pakan berupa hijauan saja, sehingga potensi produksi ternak
kelinci tidak maksimal. Kendala lain yang dihadapi peternak yaitu harga ransum
komplit yang sangat mahal, sehingga peternak hanya memberikan pakan apa adanya.
Pemberian pakan yang baik dan berkualitas serta manajemen pemeliharaan yang
baik dapat meningkatkan produktivitas ternak kelinci, sehingga pendapatan
peternak akan meningkat.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu
berupa data primer dan data sekunder.
a)
Data Primer
Data
primer didapatkan dari hasil wawancara langsung pada beberapa peternak Kelinci
di karangploso tentang Profil usaha ternak kelinci yang dimiliki dan pendapatan
yang dihasilkan dan lain-lain.Peternak yang menjadi responden adalah peternak
yang memiliki kurang lebih 50 ekor ternak kelinci.
b)
Data Sekunder
Data
ini diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu, seperti, kantor kelurahan
dimana kami mendapatkan data monografi desa, profil desa dan data kelompok
ternak kelinci, dan lain sebagainya guna membantu memudahkan kami dalam
melakukan penelitian ini. Dan data yang sama juga didapatkan dari paguyuban
kelompok ternak kelinci di karangploso.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Di dalam pengumpulan data primer dan
sekunder, kami menggunakan beberapametode, antara lain :
a.
Observasi lapangan : Observasi dilakukan
untuk mengamati segala macam interaksi
sosial yang muncul antar peternak kelinci dan kondisi pasar daging
kelinci. Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara keselurahan tentang
profil peternak kelinci dan kondisi wilayah Karangpoloso. Dimana metode ini
dilakukan dengan memerhatikan aktivitas beberapa peternak kelinci pada pagi dan sore hari, dari proses pemberian
pakan hingga perawatan ternak kelinci.
b. Wawancara secara langsung pada beberapa
peternak: wawancara kualitatif dan kuantitatif dilakukan pada peternak kelinci
yang mempunyai kurang lebih 50 ekor kelinci dengan carasebelumnya mengumpulkan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan data yang di harapkan sehingga
dapat membatasi pertanyaan yang tidak relevan dengan penelitian ini. Sehingga
dapat memudahkan input data, pengolahan data, dan analisis data hingga
penyusunan laporan. Dalam pengumpulan datakuantitatif dilakukan dengan cara
memberikan kuisioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian
ini dengan cara men-ceklist pertanyaan yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
WIBOWO ,B;SUMANTO dan JUARINI ,E.2009.Pemanfaatan
Dan Analisis
Ekonomi Usahaternak Kelinci Di Pedesaan.Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci.
Bogor
JUWONO.2007.Pengaruh Penggunaan Ampas Bir Dalam Ransum
Terhadap
Kecernaan Bahan Kering Dan
Bahan Organik Kelinci New Zealand White Jantan. Fakultas Pertanian,Universitas Sebelas Maret.Surakarta
WIDAGDHO,
N.D.2008.Analisis Kelayakan Usaha Peternakan
Kelinciasep’s
Rabbit Project, Lembang,Kabupaten
Bandung, Jawa Barat. Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor
BUDIRAHARJO,
K;HANDAYANI, M;SETIYAWAN, H.2009. Potensi
Ekonomi
Usaha Ternak Kelinci Dalam Menopang Sumber Penerimaan Keluarga Di
Kabupaten Semarang.Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro.
Semarang
RIZQIANI, A.2011.Performa
Kelinci Potong Jantan Lokal Peranakan New
ZealandWhite Yang Diberi Pakan Silase Atau Pelet Ransum Komplit. Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi PakanFakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor
SARTIKA,T; ANTAWIJAYA,T; dan
DIWYANTO, K.1998. Peluang Ternak
Kelinci Sebagai
Sumber Daging Yang Potensial Di Indonesia.Wartazoa vol. 7 no. 2: p 47-54
WITH A,A. 2013.Persepsi
Masyarakat Terhadap Peternakan KelinciDitinjau
Dari Limbah, Bau, Dan Manfaat Yang Ditimbulkan.Jurusan sosial ekonomiFakultas peternakan universitas hasanuddin makassar