ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA
 Organ
 reproduksi betina, organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan 
ovarium dan hormon-hormon kelamin betina. Organ-organ sekunder  atau 
saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. (Dellman, 1992).Secara
 anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau ovarium, 
saluran-saluran reproduksi, dan alat kelamin luar (Partodiharjo,1992).
1. Ovarium
Ovarium
 pada sapi berbentuk bulat telur. Ukurannya relatif kecil dibanding 
dengan besar tubuhnya. Ukurannya adalah panjang 2 sampai 3 cm, lebar 1 
sampai 2 cm, tebal 1 sampai 2 cm, dan beratnya berkisar antara 15 sampai
 19 gram. Ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium dan 
ligamentum utero ovarika (Hardjopranjoto, 1995). Ovarium tertinggal di 
dalam cavum abdominalis. Ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai 
organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ 
endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina estrogen dan 
progesterone (Santoso, 2009).
2. Oviduct
Oviduct merupakan bagian yang berperan penting dalam peristiwa kopulasi saat proses reproduksi. Oviduct
 terdapat sepasang (kiri dan kanan) dan merupakan saluran kecil 
berkelok-kelok membentang dari depan ovarium berlanjut ke tanduk uterus.
 Oviduct sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu infundibulum, ampula, dan isthmus.
 Pada masing-masing bagian memiliki keunikan tersendiri, seperti 
misalnya bagian infundibulum, bagian ujung infundibulum terdapat 
jumbai-jumbai yang disebut fimbria. Bagian isthmus dengan ampula dibatasi oleh suatu ampulari ismic junction yang berperan dalam pembuahan, sedangkan batas antara isthmus dengan uterus adalah uteri tubal junction.(Hafez, 1993)
            Bagian ujung infudibulum membentuk suatu fimbria. Infudibulum ini
 nampaknya berperan aktif dalam ovulasi, paling tidak dalam melingkupi 
sebagian atau keseluruhan ovari dan mengarahkan ovum menuju kebukaan 
abdominal dari tuba uterin. Panjang tuba uterin (oviduct) berkisar 25 cm
 (Frandson, 1992).
            Ampula bagian cauda merupakan tempat terjadinya pembuahan. Dalam ampula aktivitas silia merupakan kekuatan utama untuk menggerakkan ovum kearah isthmus, tetapi 
 pada beberapa spesies kontraksi otot juga berperan. Meskipun 
spermatozoa berkembang dalam saluran reproduksi jantan, kemampuan 
membuahi pada hewan piaraan hanya dapat dicapai setelah kapasitasi dalam
 tuba uterina (Dellman dan Brown, 1992). Pembuahan yaitu persatuan 
antara sel telur dan sperma, terjadi disepertiga bagian atas dari oviduct (Blakely dan Bade, 1991). 
3. Uterus
Uterus
 merupakan bagian saluran alat kelamin betina yang berbentuk buluh, 
berurat daging licin, untuk menerima ova yang telah dibuahi atau embrio 
dari tuba falopii (Hardjopranjoto, 1995). Uterus merupakan tempat 
implantasi konseptus (zigot yang telah berkembang menjadi embrio) 
(Dellman dan Brown, 1992). Fungsi uterus adalah sebagai jalannya sperma 
pada saat kopulasi dan motilitas (pergerakan) sperma ke tuba falopii 
dibantu dengan kerja yang sifatnya kontraktil. Uterus juga berperan 
besra dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat kelahiran 
(Hunter, 1995).
Panjang corpus uteri berkisar antara 2 sampai 4 cm, sedangkan panjang cornua uteri berkisar 35 sampai 40 cm (Frandson, 1992). Dinding uterus terdiri dari tiga lapis yaitu 1) endometrium, 2) tunica muscularis atau miometrium, 3) tunica serosa atau perimetrium. Pada ruminansia, terdapat endometrim dengan penebalan terbatas, disebut karankula. Karankula ini banyak mengandung fibroblast dan vasikularisasinya ekstensif (Dellman dan Brown, 1992). Karankula adalah
 tonjolan-tonjolan yang menyerupai bentuk cendawan dari permukaan dalam 
uterus ruminansia yang merupakan tempat perlekatan membran fetus 
(Frandson, 1992).
            Miometrium merupakan lapisan di bawah endometrium, terdiri
 dari urat daging licin melingkar (sirkuler) kuat disebelah dalam dan 
yang memanjang (longitudinal) disebelah luar. Antara endometrium dan miometrium ada lapisan vascular, yang banyak ditemukan pembuluh darah kapiler. Lapisan perimetrium atau lapisan serosa adalah lapisan terluar dari dinding uterus (Hardjopranjoto, 1995).
4. Serviks
            Serviks merupakan suatu struktur yang mempunyai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan asing. Sfingter itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995)
            Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika
 kemudian terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tetutup dengan 
sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu 
itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat melaluinya pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995).
            Serviks
 pada sapi panjangnya antara 5 sampai 10 cm mempunyai diameter  antara 2
 sampai 6,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut sebelah dalam (orificium uteri internum) bagian belakangnya terdapat mulut sebelah luar (orificium uteri eksterna) atau sering disebut juga disebut sebagai mulut vagina (orificium vaginae) (Hardjopranjoto, 1995).
5. Vagina
             Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam
 pelvis di antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga 
berperan sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat
 kopulasi (Frandson, 1992). Vagina merupakan buluh berotot yang menjulur
 dari serviks sampai vestibulum (Dellman dan Brown, 1992).
6. Vulva
Organ reproduksi bagian luar hewan betina terdiri atas vulva dan klistoris. Vulva terdiri dari atas Labia mayora dan labia minora. Labia mayora berwarna hitam dan tertutupi oleh rambut. Labia mayora merupakan bagian terluar dari vulva. Sedangkan bagian dalam vulva yang tidak terdapat rambut yaitu labia minora.  (Bearden and Fuquay, 1997).
7. Klitoris 
Alat
 reproduksi bagian luar terdapat banyak ujung syaraf perasa. Syaraf 
perasa memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris terdiri 
dari korpora kavernosa klitoridis yang bersifat erektil, glans 
klitoridis yang rudimenter dan praeputium klitoridis. (Dellmann, 1992)
