USULAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL
PROGRAM
Pendeteksi Bakso Berformalin
Untuk Meningkatkan
Kesehatan Masyarakat
BIDANG
KEGATAN:
PKM-KARSA CIPTA
Diusulkan oleh:
Rudi Agustian 125050100111139 (2012)
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2013
PENGESAHAN
USULAN PKM-KEWIRAUSAHAAN
1.
Judul
Kegiatan :“Pendeteksi Bakso Berformalin
Untuk
Meningkatkan Kesehatan
Masyarakat.”
2. Bidang Kegiatan :
PKM-KC
3. Ketua
Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
Rudi Agustian
b. NIM : 125050100111139
c. Jurusan : Ilmu Peternakan
d. Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Brawijaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : jl.Sumbersari Gang
3B No.152 Malang/087750106144
f. Alamat email : rudiagustian28@yahoo.co.id
4. Anggota Pelaksana
Kegiatan/Penulis :3
5.
Dosen Pendamping
a.
Nama
Lengkap dan Gelar : Deses
Amertaningtyas, S.Pt, MP
b.
NIDN
: 0030047407
c.
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Griya Sampoerna Sejahtera
Blok C2 / 5
Ampeldento-
Karangploso Kab. Malang 65152
6.
Biaya Kegiatan Total
a. DIKTI : Rp. 12.500.000
b. Sumber lain : -
7. Jangka
Waktu Pelaksanaan :
4 Bulan
Malang,14 Mei 2014
Menyetujui,
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Peternakan
(Dr.Ir.Eko Widodo,M.Agr.sc,M.Sc)
NIP.19600128
198701 1 001
|
Ketua
Pelaksana Kegiatan
( Rudi Agustian )
NIM.
125050100111139
|
Pembantu
Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Brawijaya
(Ir.
H. RB. Ainurrasjid, MS)
NIP.
19550618 198103 1 002
|
Dosen
Pendamping
(Deses
Amertaningtyas, S.Pt, MP.)
NIP. 0030047407
|
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahanNya PKM-KC ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam proposal PKM-KC ini kami membahas “Pendeteksi Bakso Berformalin
Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat”
Kami
juga mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan satu tim serta Ibu Deses Amertaningtyas, S.Pt, MP selaku dosen Pembimbing yang
sudah membantu Hingga dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.
Demikian proposal PKM-KC ini kami buat semoga memberikan manfaat.
Malang, 15 Mei 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAM
PENGESAHAN............................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR
TABEL............................................................................................... iv
DAFTAR
LAMPIRAN........................................................................................ v
RINGKASAN...................................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1.Identifikasi
Masalah........................................................................................ 2
1.2.Luaran
Kegiatan.............................................................................................. 2
1.3.Manfaat
Kegiatan............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
BAB III METODE PELAKSANAAN.................................................................
5
BAB
IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.................................................... 6
4.1
Anggaran Biaya.............................................................................................. 6
4.2 Jadwal kegiatan.............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 8
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Anggaran Biaya................................................................................ 6
Tabel 2 Jadwal Kegiatan................................................................................. 7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Biodata Ketua dan Anggota....................................................... 9
Lampiran
2 Justifikasi Anggaran Kegiatan................................................. 12
Lampiran
3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas....... 14
Lampiran
4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana........................................... 15
Lampiran
5 Gambaran Teknologi ................................................................ 16
RINGKASAN
Bakso yang
mengandung formalin sangat membahayakan bagi kesehatan. Formalin tidak layak sebagai pengawet bahan pangan
dikarenakan formalin mengandung zat
formaldehid bersifat racun, iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik dan
bersifat mutagen. Pengawasan bakso berformalin di lapangan masih sangat sedikit baik oleh
instansi pemerintah atau masyarakat. Tujuan dari pembuatan pendeteksi bakso
berformalin yaitu untuk menciptakan makanan sehat yang layak dikonsumsi oleh
masyarakat dan mengurangi penyebaran penggunaan formalin sebagai pengawet bahan
makanan. Metode yang dipakai yaitu merupakan gabungan dari bebagai metode
antara lain ; Metode spektrofotometer, metode gelombang ultrasonik dan metode
spot test. Sampel bakso 3 gram dimasukkan ke dalam tabung 3 in 1(Three in one),
kemudian terjadi reaksi antara formalin dengan reagen sehingga menghasilkan
warna yang khas sebagai adanya kandunga formalin dalam bahan makanan. Sampel
bakso yang akan diteliti diambil dari beberapa pedagang yang ada di malang.
Indikator adanya formalin dalam yaitu tingkat kekenyalan bakso tinggi, warna
bakso cerah, dan aroma daging sedikit hilang. Rencana dari kegiatan ini
meliputi 3 tahap yaitu tahap persiapan bahan, tahap pengujian dan tahap
penyempurnaan. Pendeteksi bakso berformalin ini nantinya dapat digunakan
masyarakat, sehingga mereka dapat mengontrol makanan yang dikonsumsi dan dapat
tercapai kehidupan yang lebih sehat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Identifikasi
Masalah
Penggunaan
formalin sebagai pengawet bahan makanan yang banyak diberitakan di media massa
sangat menghawatirkan masyarakat. Badan Pengawas Obat dan
Makanan(BPOM) melansir hasil penelitiannya. Dari 700 sampel produk makanan yang
diambil dari Jawa, Sulawesi Selatan dan Lampung, 56 persen diantaranya
mengandung formalin. formalin
tidak layak sebagai pengawet bahan pangan dikarenakan formalin mengandung zat
formaldehid bersifat racun, iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik dan
bersifat mutagen. Makanan yang mengandung formalin sangat membahayakan
kesehatan jika dikonsumsi secara terus menerus. Kurangnya pengetahuan
masyarakat akan makanan yang mengandung formalin menyebabkan masyarakat
bersifat apatis terhadap bahaya yang ditimbulkannya. Sehingga banyak masyarakat
yang membeli makanan tanpa memperhatikan kandungan dan dampak yang
ditimbulkannya.
Salah satu makanan yang sangat populer di masyarakat yang berpotensi
mengandung bahan pengawet formalin yaitu bakso. Bakso merupakan makanan yang
banyak di cari masyarakat karena rasanya yang lezat dan menggugah selera serta
harganya yang murah. Bakso hampir ada di setiap daerah dan kerap sekali
terdengar ditelinga kita. makanan bakso yang banyak dicari masyarakat
menyebabkan oknum-oknum pedagang bakso tertentu yang hanya mencari keuntungan
semata tanpa memperhatikan aspek kesehatan dan higienitas. Sehingga banyak yang
menambahkan bahan pengawet yang dilarang oleh pemerintah seperti formalin,
boraks dan tawas.
Seiring perkembangan zaman modern ini, banyak masyarakat yang menginginkan
makanan yang sehat dan praktis. sehingga sangat diperlukan suatu alat yang
dapat mendeteksi makanan tersebut layak dikonsumsi atau tidak, serta mengandung
bahan–bahan berbahaya bagi kesehatan atau tidak. masyarakat yang berpendidikan
rendah masih sangat sedikit pengetahuannya akan bahaya formalin jika digunakan
dalam bahan pangan. sehingga banyak dari mereka yang tidak mengetahui makanan
yang mereka makan mengandung formalin atau tidak. sehingga dibutuhkan suatu
alat praktis yang dapat mendeteksi formalin pada makanan yang dapat dibawah
kemana saja. sehingga dengan alat adanya alat pendeteksi formalin ini,
masyarakat dapat memilah-milah makanan mana yang layak dikonsumsi dan tidak
layak.
1.2 Luaran
Kegiatan
istem
ini merupakan gabungan tiga metode dalam uji kandungan formalin dalam bahan
makanan. Yaitu uji spot test, spektrofotometer dan gelombang ultrasonik.
Pendeteksi kandungan formalin dalam bahan makanan ini, kami sebut dengan alat 3
in 1 (Three in One).
Gambar. 1 alat
pendeteksi formalin 3 in 1
1.3 Manfaat
Manfaat
yang di dapat yaitu dapat menciptakan masyarakat yang sehat dalam mengkonsumsi
makanan sehari-hari dan pandai memilih makanan yang layak dikonsumsi. sehingga
dapat mengurahi penyebarluasan penggunaan formalin sebagai bahan pengawet
makanan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bakso
merupakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga sangat
diperlukan suatu alat yang dapat mendeteksi adanya zat-zat berbahaya dalam
bakso yang beredar di pasaran. Bakso merupakan jenis makanan
yang sangat populer di Indonesia,
terutama di
Jawa. Bakso dibuat dari campuran daging tidak kurang dari 50% dan pati atau
tepung serealia,Umumnya bakso berbentuk bulat. Namun saat ini bentuk bakso
makin variatif, begitu pula rasanya. Bakso biasanya disajikan bersama mi atau
bihun, sayuran, dan kuah. Bakso diperkenalkan ke Indonesia oleh perantau dari
Cina (Anonim,2009). meskipun bakso sangat populer di indonesia ternyata
pengetahuan masyarakat mengenai bakso yang aman dan baik untuk dikonsumsi masih
kurang. Buktinya, bakso yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti Formalin,Boraks, dan
tawas
masih banyak beredar dan tetap dikonsumsi Sultan ,Dkk(2004). Kegiatan industri pengolahan
daging harus mampu menjamin bahwa proses pembuatan bakso telah menerapkan upaya
sanitasi untuk menghasilkan produk yang higien. Bakso sebagai hasil olahan
bahan pangan asal hewan telah mengalami modifikasi dalam proses pembuatannya.
Berbagai cara dan metode telah digunakan oleh pedagang dan produsen bakso untuk
menciptakan bakso dengan nilai sensorik yang baik sehingga kepuasan konsumen
tetap terjaga. Dari hasil bebrapa penelitian yaitu salah satunya handoko, Dkk
(2010) menemukan bahwa penambahan bahan-bahan berbahaya pada bahan olahan
pangan bisa disebabkan oleh faktor ekonomi dan sosial dimana para pedangan
hanya memerhatikan keuntungan semata tanpa mempertimbangkan aspek kesehatan. Menurut Suhendra,(2013) dampak buruk
bagi kesehatan dari bahan berbahaya tersebut yaitu menyebabkan iritasi saluran
yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, muntah, mual, diare, penyakit kulit
yakni kemerahan pada kulit, diikuti dengan terkelupasnya kulit ari. gejala
lebih lanjut bisa menyebabkan kematian.
Keragaman cara penyajian, rasa, harga jual menyebabkan
pembeli mudah memilih bakso yang sesuai dengan selera. Selera ini tentu saja
tidak selalu memperhatikan standar gizi makanan. Kepuasan yang dicapai konsumen ini didasarkan
pada karakteristik fisik seperti rasa, aroma, tekstur dan warna. Hal ini akan
mendorong produsen berusaha untuk memenuhintingkat
kepuasan konsumen dengan berbagai cara (Padmaningrum
& Purwaningsih ,2007). Perkembangan teknologi pada
saat ini memacu penggunaan bahan tambahan seperti perasa, pewarna dan bahkan
pengawet. Bahan pengawet yang digunakan bertujuan untuk meningkatkan kenampakan
dan kekenyalan sekaligus mendapatkan daya simpan yang lama. Pengetahuan yang
terbatas dari pedagang menyebabkan adanya pemakaian bahan pengawet yang tidak
diperbolehkan seperti boraks dan formalin dengan takaran yang melebihi ambang
batas. Formalin merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pengawet
mayat, desinfektan, pembasmi serangga, serta digunakan dalam industri tekstil
kayu lapis. Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair
yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde
atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia
Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867 (Ratnaningtyas,2012). Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati,Dkk(2005) mendapatkan bahwa
berdasarkan survey salah satu jenis makanan yang dapat dicampur formalin adalah
bakso. penggunaan formalin pada makanan untuk memperpanjang umur penyimpanan
karena formalin adalah senyawa anti mikroba serbaguna yang dapat membunuh
bakteri , jamur bahkan virus. interaksi antara formaldehid dengan protein
menghasilkan tekstur yang lebih kenyal. adanya interaksi antara formaldehide
dengan protein bisa juga terjadi di dalam saluran pencernaan manusia bila masuk
ke dalam tubuh manusia sehingga dapat menggganggu saluran pencernaan manusia.
Alternatif dari bahan pengawet yaitu
bisa menggunan bahan-bahan alami atau bahan pengawet makanan yang tidak
membahayakan sehingga aman untuk dikonsumsi oleh manusia. bahan alami yang
dapat digunakan sebagai bahan pengawet bakso salah satunya yaitu bawang putih.
dari hasil penelitian Tamal,dkk(2007) menunjukkan bahwa perendaman bakso sapi pada air
bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella penyebab
diare. Beberapa cara untuk mendeteksi kandungan formalin dalam suatu bahan
pangan yaitu dengan cara menggunakan gelombang ultrasonik atau menggunakan
spektrofotometer.
BAB III METODE PELAKSANAAN
Beberapa metode analisa kimia yang
sudah ada, untuk penetapan kandungan formalin, borak, dan zat pewarna berbahaya
dapat dilakukan dengan metode Spektrofotometr, uji Gelombang ultrasonik dan
spot test. Ketiga metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga
metode yang akan digunakan dalam dalam membuat pendeteksi formalin pada bakso
yaitu gabungan antara metode spektrofotometer, gelombang ultrasonik dan spot
test. Penggabungan berbagai metode tersebut diharapkan dapat menciptakan alat
yang akurat dalam menentukan kandungan formalin pada suatu bahan makanan.
Teknik yang akan digunakan yaitu 3 in 1(Three In One), gabungan ketiga metode
ini akan disatukan dalam bentuk seperti tabung reaksi (Test Tube) dengan 3
ruang: ruang atas, tengah dan bawah. pada prinsipnya bahan makanan yang akan
diteliti kandungan formalinnya di masukkan dari atas tabung sebanyak kurang
lebih 3gr yang dihancurkan terlebih dahulu, kemudian pada ruang atas akan
diteliti dengan reagen dan jika ada perubahan warna yang khas maka bisa
dimungkinkan adanya formalin. Kemudian bahan makanan tadi dikeluarkan melalui
ruang bawah dari tabung tersebut. Indikator keberhasilan dari metode ini yaitu
bakso yang mengandung formalin jika di uji dengan metode ini diantaranya tingkat kekenyalan bakso tinggi, warna bakso cerah,
dan aroma daging sedikit hilang. Dan bila sampel bakso bereaksi dengan reagen
maka akan menghasilkan warna yang khas.
BAB IV BIAYA DAN JADWAL
KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1. Anggaran Biaya
No.
|
Jenis Pengeluaran
|
Biaya (Rp)
|
|||
Biaya Penunjang
|
|||||
1.
|
Test Tube 10 buah
|
Rp. 200.000
|
|||
2.
|
cawan porselen 10 buah
|
Rp. 350.000
|
|||
3.
|
labu erlenmeyer
|
Rp. 250.000
|
|||
4.
|
pisau
|
Rp. 50.000
|
|||
8.
|
lain-lain
|
Rp. 2900000
|
|||
Jumlah
|
Rp. 3750000
|
||||
Biaya Habis Pakai
|
|||||
1.
|
Bakso serena 5 pak
|
Rp. 150.000
|
|||
2.
|
Formalin 5pak
|
Rp. 150.000
|
|||
3.
|
Aquadest 20liter
|
Rp. 200.000
|
|||
4.
|
Kertas Whatman
|
Rp.200.000
|
|||
5.
|
Indikator PH
|
Rp. 350.000
|
|||
6.
|
|
Rp.500.000
|
|||
7.
|
Lain-Lain
|
Rp.3,650,000
|
|||
Jumlah
|
Rp.5.000.000
|
||||
Biaya Perjalanan
|
|||||
1.
|
Malang-Surabaya
|
Rp. 500.000
|
|||
2.
|
Malang-Batu
|
Rp.300.000
|
|||
3.
|
Lain-lain
|
Rp.1075000
|
|||
Jumlah
|
Rp.1.875.000
|
||||
Lain-lain
|
|||||
1.
|
sewa laboratorium
|
Rp.1.000.000
|
|||
2.
|
lain-lain
|
Rp. 875.000
|
|||
Jumlah
|
Rp.1.875.000
|
||||
Jumlah Total
|
Rp. 12.500.000
|
||||
4.2 Jadwal
Kegiatan
Tabel
2. Jadwal Kegiatan
No.
|
Nama Kegiatan
|
Bulan ke I
|
Bulan Ke II
|
Bulan ke III
|
Bulan ke IV
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Surve
Bahan dan alat
|
||||||||||||||||
2.
|
Persiapan
Bahan dan alat
|
||||||||||||||||
3.
|
Proses
Pembuatan dan pengujian
|
||||||||||||||||
4.
|
Finishing
|
||||||||||||||||
5.
|
Evaluasi
Program
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009. Bakso Sehat.warta Penelitian dan pengembangan penelitian.Vol 31
(6):14-16
Fatmawati,E;Pattiserlihun,A;Oentoro,CP;Setiawan,A.2005.
Uji Kandungan
Formalin
DalamDaging Bakso Menggunakan Gelombang Ultrasonik. Fakultas Sains Dan Matematika. Universitas Kristen
Satya Wacana. Jawa Tengah
Handoko, J., Anita, S., Jose, C.2010.Aspek
Lingkungan Sosial Dan Potensi
Munculnya Perilaku Penambahan Boraks Dalam
Proses Produksi Bakso Daging
Sapi Di Kota Pekanbaru.journal of envoroundment science. No.
2(4):1128-138
Nurrahman dan Isworol,J.T.2008.Pengaruh Penambahan Tawas Terhadap Sifat
Mikrobiologi, Fisik Dan Lama
Simpan Mie .Program Studi Gizi
Universitas Muhamadiyah Semarang
Padmaningrum R.T. P & Purwaningsih D .2007.Analisis Kadar Gizi Dan Zat
Aditif
Dalam Bakso Sapi Dari Beberapa Produsen. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA .Jurdik Kimia,
FMIPA UNY. yogyakarta
Ratnaningtyas,RR.2012.Pirolisis Pembuatan Asam Cair Dari Bonggol
Jagung
Sebagai Pengawet Alami Penganti
Formalin. Program
Studi Diploma III Teknik Kimia Program
Diploma Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Singgih,H.2013. Uji Kandungan Formalin pada Ikan
Asin Menggunakan Sensor Warna Dengan
Bantuan FMR.Jurnal ELTEK, Vol
11(01):55-70
Suhendra,M.S.2013. Analisis Boraks Dalam Bakso Daging Sapi A
Dan B Di
Daerah Tenggilis Mejoyo
Surabaya Menggunakan Spektrofotometri. jurnal ilmiah mahasiswa
universitas surabaya
Sultan ,P;
Sirajuddin,S; Najamuddin,U.2004.Analisis
Kandungan Zat Pengawet
Boraks Pada Jajanan Bakso Di Sdn
Kompleks Mangkura Kota Makassar Analysis Of The Content Of Borax On Meatballs Snack
In Sdn Kompleks Mangkura In MakassarCity .Program
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.Makasar
Sumber Kompas dan Suara Pembaruan.2006.Formalin Bukan formalitas.edisi
2006, No. 73/tahun VII
Tamal ,MA;
Abustam ,E,; Rahim ,L.2007.Kajian
Kualitas Bakso Sapi Hasil
Rendaman
Dengan Pengawet Dari Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum, l) Secara Fisikokimia Dan Mikrobiologi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus