Jumat, 20 Juni 2014

Tugas Matkul. Metodelogi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah

Posted by Emperor Rudi on 04.25 with No comments
Analisa Profil Peternak Dan  Kondisi  Wilayah Dalam Usaha Ternak Kelinci Di Kecamatan Karang ploso - Malang

Oleh :
RUDI AGUSTIAN   125050100111139



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014





KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya proposal ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam proposal penelitian ini kami membahas tentang “Analisa Profil Peternak Dan Kondisi Wilayah Dalam Usaha Ternak Kelinci Di Kecamatan Karangploso - Malang”. Proposal ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih pada Dosen pengajar mata kuliah Metodelogi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah yang sudah membantu Hingga dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.

Demikian proposal penelitian ini kami buat,semoga memberikan Manfaat.




Malang, 15 juni 2014


Penulis




  



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3.Tujuan............................................................................................................ 2
1.4.Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3
2.1 Gambaran Kondisi Wilayah Dan Profil Peternak Kelinci Di KarangPloso......... 3
2.2 Analisis Usaha Ternak Kelinci......................................................................... 3
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Kelinci................... 4
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 5
3.1.Metode Pengumpulan Data............................................................................. 6
 3.2.Sumber Data.................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
  Pertambahan Penduduk jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.Pertambahan penduduk erat kaitannya dengan jumlah pangan yang tersedia, kondisi wilayah Indonesia yang sebagian besar berupa lautan belum dimanfaatkan secara maksimal. Kebutuhan akan sumber protein hewani semakin tinggi dan berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk. oleh karena itu, Sektor peternakan harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah, karena sebagian besar kebutuhan protein hewani di penuhi oleh impor dari Negara lain. Salah satu sumber protein hewani yang dapat dikembangkan adalah ternak kelinci. Potensi ternak kelinci di masa depan sangat menjanjikan, karena hanya membutuhkan lahan yang sedikit dan jarak beranak yang singkat.
Daging kelinci mempunyai struktur yang lebih halus jika dinandingkan dengan daging sapi , domba dan kambing. Kandungan protein daging kelinci sekitar  20,7%, sedangkan daging sapi sekitar 19.3% dan domba 18,7%. Kelinci juga mempunyai kadar lemak yang rendah yaitu sekitar 6,2%, sedangkan pada sapi sekitar 18,35 dan domba sekitar 17,5% (wibowo,dkk.2009). hal ini membuktikan bahwa daging kelinci sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber protein hewani yang patut dikembangkan untuk memenuhi kenutuhan pasar.  Menurut Juwono (2007)kelinci bukan hanya sebagai penghasil daging, melainkan juga sebagai penghasil bulu, fur (kulit dan bulu) atau sebagai ternak hias dengan tujuan keindahan.
  Karangpoloso merupakan salah kecamatan di kota Malang yang berpotensi untuk ternak kelinci. Kondisi wilayah yang mendukung dengan tersedianya hijauan segar dan dekat dengan pasar. Kebanyakan Peternak kelinci karangploso hanya untuk tujuan kelinci hias, sehingga potensi usaha ternak kelinci potong masih terbilang belum maksimal.Peternak kelinci di karangploso dalam bentuk paguyuban.  Kajian yang mendalam mengenai usaha ternak kelinci, terutama mengenaipotensi ekonomi usaha ternak kelinci bagi masyarakat (peternak) perlu dilakukan.Potensi ekonomi usaha ternak kelinci dapat tercermin dari tingkat pendapatanyang diperoleh, tingkat profitabilitas yang dicapai, kontribusi pendapatan usahaternak kelinci terhadap penerimaan keluarga, kemampuan usaha ternak kelincidalam menyerap tenaga kerja, dan faktor yang mempengaruhi pendapatan usahaternak kelinci serta tingkat kelayakan usaha. Hasil kajian diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai aspek teknis maupun ekonomisdalam usaha ternak kelinci.Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagaibahan evaluasi dan pertimbangan bagi masyarakat maupun penentu kebijakandalam mendukung pengembangan usaha ternak kelinci.
1.2.Rumusan Masalah
 Bagaimana hubunganyang terjadi antar peternak kelinci di kecamatan karangploso dalam pemenuhan kebutuhan pasar akan daging kelinci di  kota malang.Selama ini masyarakat peternak kelinci masih belum maksimal dalam pengolahan usaha ternak kelinci yang ada di karangploso.Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat dan informasi tentang ternak kelinci sehingga potensi usaha ternak kelinci belum maksimal.
1.3.Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
   1.      Mengetahui analisa potensi usaha ternak kelinci di kecamatan karangploso malang.
   2.      Memberdayakan para peternak Kelinci  untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
   3.       Mengetahui faktor-faktor penghambat maupun pendukung peternak Kelinci  dalam meningkatkan
         perekonomian.
   4.      Mengetahui nalisis usaha ternak kelinci sebagai sumber protein hewani di masa yang akan dating.
1.4.Manfaat
Manfaat dari penelitian ini antara lain untuk :
 1.      Untuk menyediakan sumber protein baru untuk memenuhi kebutuhan pasar.
 2.      Untuk meningkatkan potensi usaha ternak kelinci dan pendapatan peternak di karangploso Malang.
 3.      Untuk referensi peternak kelinci dalam meningkatkan usahanya di masa yang akan dating.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Kondisi Wilayah Dan Profil Peternak Kelinci Di Karang Ploso
Kecamatan Karangploso merupakan salah satu kecamatan di Kota Malang yang Lokasinya terletak di sebelah barat laut Kota Malang. Karangploso merupakan sebuah kecamatan yang menjadi jalan pintas dari Surabaya menuju kota Batu. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani sayuran dan peternak.Kondisi wilayah karangploso sangat memungkinkan untuk peternakan kelinci karena daya dukung alam yang sesuai.Kecamatan karangploso merupakan tempat yang cocok untuk pemeliharaan kelinci.Suhu udara yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin menyebabkan kelinci mudah beradaptasi dengan lingkungan. Dilihat dari potensi pasar, lokasi dekat kota wisata batu yang menjadi tempat restoran yang menyediakan olahan dari daging kelinci. Karangploso menjadi salah satu kecamatan di malang yang menjadi perhatian pemerintah untuk pengembangan ternak kelinci. Peternak kelinci di karangploso sebagian besar dalam bentuk paguyuban. Hasil ternak kelinci dipasarkan di pasar hewan splinded malang, restoran, bahkan keluar kota. Peternakan kelinci di kecamatan ini masih belum maksimal, dikarenakan banyak masyarakat yang hanya menjadikan kelinci sebagai hewan hias.Hal ini sangat menghambat potensi usaha ternak kelinci di karangploso.
2.2 Analisis Usaha ternak kelinci
          Usaha ternak kelinci selama ini hanya dilakukan oleh usaha ternak keluarga dalam skala kecil.Kegiatan budidaya dan manajemennya masih sederhana.Sebagai alternatif, usaha peternakan kelinci sebenarnya dapat dikembangkan dalam bentuk perusahaan peternakan baik kelinci hias maupun kelinci potong.Sasaran produksi kelinci dapat ditingkatkan sesuai target, mutu dan permintaan pasar untuk menjadi konsumsi protein hewani alternatif. Menurut Widagdho,(2008) Peluang pasar luar negeri untuk ternak kelinci maupun hasil olahannya cukup besar, kelinci dapat diperdagangkan langsung sebagai hewan peliharaan atau hewan hias sedangkan daging kelinci dapat dikonsumsi atau diolah terlebih dahulu sebagai abon, sosis, bakso, dan dendeng. Kulit dan bulu dapat dijadikan bahan pakaian atau kerajinan lain seperti topi, dompet dan sebagainya.
          Potensi utama ternak kelinci dalam mewujudkan suatu agribisnis adalah kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, baik melalui pola usaha skala rumah tangga maupun skala industri. Selain itu, kelinci juga menghasikan berbagai ragam produk bermutu yang dibutuhkan pasar.Namun, tak dapat disangkal bahwa agribisnis ternak kelinci di berbagai negara, termasuk Indonesia, kurang populer dan kurang berkembang dibandingkan dengan ternak konvensional lainnya. Pengembangan agribisnis ternak kelinci di Indonesia, dalam hubungannya dengan masalah yang dihadapi, tidaklah terbatas pada teknologi semata, tetapi juga pada pemasaran dan kebijakan (Budirahardjo, dkk,2009).

2.3  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Kelinci
   Setiap kegiatan usaha bertujuan agar memperoleh pendapatan yang maksimal dengan efisiensi ekonomi yang tinggi sehingga kelangsungan hidup usaha tetap terjaga. Pendapatan dan efisiensi ekonomi merupakan faktor yang sangat penting karena keberhasilan suatu usaha peternakan dapat dilihat dari besarnya pendapatan dan efisiensi ekonominya (Sartika,1998).Berbagai keuntungan ekonomi ternak kelinci pada usaha skala kecil dan menengah antara lain (i) kebutuhan modal tetap dan modal kerja yang relatif kecil, (ii) pakan tidak tergantung pada bahan baku impor dan mampu mengkonsumsi hijauan dan produk limbah secara efisien dan tidak bersaing dengan pangan, (iii) mudah beradaptasi terhadap lingkungan dan mudah dibudidayakan, (iv) tidak membutuhkan lahan luas, (v) dapat memanfaatkan limbah pertanian dan limbah industri pangan, (vi) menghasilkan daging secara efisien, (vii) menghasilkan beragam produk seperti daging, kulit, kulit-bulu, pupuk organik, kelinci hias, (viii) kualitas daging, protein tinggi dan rendah kolesterol (Witha, 2013).
  Faktor terpenting dalam usaha peternakan yang sangat berpengaruh yaitu pakan, pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar (60-70%). Upaya yang dilakukan untuk menurunkan biaya produksi adalah melalui penurunan harga pakan, yang dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan bahan pakan yang memiliki potensi bagi kelinci dalam arti ketersediaan tinggi, komponen gizi memadai dan harga yang murah. Pemberian ransum komplit sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak kelinci. Ransum komplit bagi ternak kelinci dapat berupa campuran antara hijauan dengan konsentrat yang berbetuk pellet dan silase(Rizqiani, 2011). Pemberian pakan yang baik dan sesuai kebutuhan nutrisi kelinci sangat mutlak diperlukan.Selama ini peternak hanya memberikan pakan berupa hijauan saja, sehingga potensi produksi ternak kelinci tidak maksimal. Kendala lain yang dihadapi peternak yaitu harga ransum komplit yang sangat mahal, sehingga peternak hanya memberikan pakan apa adanya. Pemberian pakan yang baik dan berkualitas serta manajemen pemeliharaan yang baik dapat meningkatkan produktivitas ternak kelinci, sehingga pendapatan peternak akan meningkat.



BAB III
METODE PENELITIAN
3.1  Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu berupa data primer dan data sekunder.
 a)      Data Primer
Data primer didapatkan dari hasil wawancara langsung pada beberapa peternak Kelinci di karangploso tentang Profil usaha ternak kelinci yang dimiliki dan pendapatan yang dihasilkan dan lain-lain.Peternak yang menjadi responden adalah peternak yang memiliki kurang lebih 50 ekor ternak kelinci.
 b)      Data Sekunder
Data ini diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu, seperti, kantor kelurahan dimana kami mendapatkan data monografi desa, profil desa dan data kelompok ternak kelinci, dan lain sebagainya guna membantu memudahkan kami dalam melakukan penelitian ini. Dan data yang sama juga didapatkan dari paguyuban kelompok ternak kelinci di karangploso.
3.2  Metode Pengumpulan Data
Di dalam pengumpulan data primer dan sekunder, kami menggunakan beberapametode, antara lain :
 a.       Observasi lapangan : Observasi dilakukan untuk mengamati segala macam interaksi  sosial yang muncul antar peternak kelinci dan kondisi pasar daging kelinci. Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara keselurahan tentang profil peternak kelinci dan kondisi wilayah Karangpoloso. Dimana metode ini dilakukan dengan memerhatikan aktivitas beberapa peternak kelinci  pada pagi dan sore hari, dari proses pemberian pakan hingga perawatan ternak kelinci.
b.     Wawancara secara langsung pada beberapa peternak: wawancara kualitatif dan kuantitatif dilakukan pada peternak kelinci yang mempunyai kurang lebih 50 ekor kelinci dengan carasebelumnya mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan data yang di harapkan sehingga dapat membatasi pertanyaan yang tidak relevan dengan penelitian ini. Sehingga dapat memudahkan input data, pengolahan data, dan analisis data hingga penyusunan laporan. Dalam pengumpulan datakuantitatif dilakukan dengan cara memberikan kuisioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian ini dengan cara men-ceklist pertanyaan yang sesuai.



DAFTAR PUSTAKA

WIBOWO ,B;SUMANTO dan JUARINI ,E.2009.Pemanfaatan Dan Analisis
Ekonomi Usahaternak Kelinci Di Pedesaan.Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci. Bogor

JUWONO.2007.Pengaruh Penggunaan Ampas Bir Dalam Ransum Terhadap
Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Kelinci New Zealand White Jantan. Fakultas Pertanian,Universitas Sebelas Maret.Surakarta

WIDAGDHO, N.D.2008.Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Kelinciasep’s
Rabbit Project, Lembang,Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

BUDIRAHARJO, K;HANDAYANI, M;SETIYAWAN, H.2009. Potensi Ekonomi
Usaha Ternak Kelinci Dalam Menopang Sumber Penerimaan Keluarga Di Kabupaten Semarang.Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro. Semarang

RIZQIANI, A.2011.Performa Kelinci Potong Jantan Lokal Peranakan New
ZealandWhite Yang Diberi Pakan Silase Atau Pelet Ransum Komplit. Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi PakanFakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

SARTIKA,T; ANTAWIJAYA,T; dan DIWYANTO, K.1998. Peluang Ternak
Kelinci Sebagai Sumber Daging Yang Potensial Di Indonesia.Wartazoa vol. 7 no. 2: p 47-54

WITH A,A. 2013.Persepsi Masyarakat Terhadap Peternakan KelinciDitinjau
Dari Limbah, Bau, Dan Manfaat Yang Ditimbulkan.Jurusan sosial ekonomiFakultas peternakan universitas hasanuddin makassar
               











0 komentar:

Posting Komentar